Rabu, 09 November 2011

Kebijakan Kentang Impor yang Meresahkan Petani Lokal.


Petani kentang dari dieng berunjuk rasa ke Jakarta. Mereka berencana melakukan demonstrasi ke Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, ke DPR dan juga ke istana negara. Petani kentang dieng menentang adanya kebijakan pemerintah tentang impor kentang, yang dapat membuat para petani kentang lokal mengalami penurunan penjualan secara drastis.Hal ini disebabkan oleh harga kentang impor lebih murah dan lebih baik kualitasnya dibanding dengan kentang lokal.
Selain itu mereka mempunyai tuntutan yang lain, yaitu stop impor kentang, pendampingan lapangan bagi petani, penyediaan benih berkualitas, subsidi langsung petani, dan menurunkan tenaga ahli langsung ke lapangan untuk melatih petani agar dapat bersaing dengan produk impor.
Tuntutan itu dikarenakan biaya budidaya kentang lokal tidak dapat sebanding dengan harga jualnya. Apalagi kentang impor sudah mampu membanjiri pasaran di kota-kota besar yang semakin menyengsarakan petani. Awalnya harga kentang 7000/kg tetapi sekarang anjlok menjadi 4200/kg. Padahal kentang impor hanya 2300/kg. Hal itu sangat mengancam petani kentang lokal.
Selain itu dalam hal pembibitan, kentang lokal masih jauh kualitasnya dengan kentang impor. Pembibitan yang ada saja hanya mencapai 300 ton di dieng, jauh sekali dengan yang dibutuhkan petani dieng mencapai 12000 ton. Bila hal itu tidak diperhatikan maka akan berdampak  buruk bagi perekonomian nasional. Permasalahan impor kentang menjadi persoalan nasional, karena kebijakan impor ada di pemerintah pusat. Peran pemerintah daerah tidak begitu berpengaruh.  Pemerintah harusnya menangani semua ini bukan dengan impor kentang, melainkan dengan mengevaluasi kembali tentang budidaya , pembibitan kentang  lokal, agar dapat bersaing dengan kentang impor.
Sumber: www. Kompas.com
   www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar