Perhitungan IHK dan Inflasi Kedelai
Tahun
|
Quantitas (Kg)
|
Price (Kg)
|
IHK
|
inflasi
|
1995
|
1679092
|
1017
|
100%
|
0%
|
1996
|
1510000
|
4900
|
482%
|
382%
|
1997
|
1350000
|
10500
|
1032%
|
932%
|
1998
|
1300000
|
7050
|
693%
|
593%
|
1999
|
1380000
|
7800
|
767%
|
667%
|
2000
|
1000000
|
8000
|
787%
|
687%
|
2001
|
826932
|
2846
|
280%
|
180%
|
2002
|
673056
|
2475
|
243%
|
143%
|
2003
|
671600
|
2760
|
271%
|
171%
|
2004
|
723483
|
3125
|
307%
|
207%
|
2005
|
808353
|
3500
|
344%
|
244%
|
Analisis :
IHK bisa diartikan sebagai ukuran rata-rata perubahan harga barang
dan jasa pada periode tertentu.
Inflasi adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinyu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya
nilai mata uang secara kontinyu.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa IHK
lebih besar dari Inflasi.
IHK terbesar terjadi pada tahun 1997 sebesar 1032% dan Inflasi terbesar terjadi pada
tahun yang sama yaitu sebesar 932%.
Permintaan tertinggi atas komoditi
kedelai terjadi pada tahun 1995 sebesar 1679092 sedangkan permintaan terendah
terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 671600.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar