Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer bagi keberlangsungan manusia serta sangat berkaitan erat dengan stabilitas ekonomi suatu negara. Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama program bagi pemeritah di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Agar ketahanan Pangan Indonesia dapat berlangsung secara berkelanjutan, maka pemerintah harus menggenjot produksi dan perluasan area.
Langkah pertama pemerintah harus menggiatkan kembali kampanye tentang diversifikasi pangan guna menurunkan tingkat konsumsi yang tinggi. Diversifikasi pangan ini harus lebih digalakkan daripada swasembada beras, dan cakupannya berkaitan dengan pengolahan pangan yang meliputi modifikasi rasa, tampilan dan gizi.
Kedua, membangun system peringatan dini. Karena sebagian besar kekurangan pangan di Indonesia disebabkan distribusi yang tidak merata (proporsional) antara sentra produksi dan sentra konsumen akibat infrastruktur yang tidak seimbang antarakota dan desa. Seharusnya Desa kecil yang terperosok meningkatkan sistem komunikasi agar perkembangan dan kondisi pangan di desa dapat terus dipantau, sehingga kekurangan pangan dapat diantisipasi lebih dini.
Ketiga, menjaga wilayah nonberas. Di beberapa wilayah di Indonesia masih ada penduduk yang bahan pangan utamanya nonberas ( contoh jagung, singkong, ubi). Penduduk di wilayah ini harus diberikan insentif protein hewani agar tidak terjadi busung lapar atau kekurangan gizi, dan mereka harus dijaga agar tidak beralih ke beras.
Keempat, mengubah target swasembada beras menjadi swasembada pangan. Karena swasembada beras tidak dapat dipertahankan mengingat laju pertumbuan luas lahan produksi padi dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Selain itu budidaya tanaman padi yang susah juga merupakan alasan mengapa swasembada beras harus dialihkan.
Mengubah Pola konsumsi masyarakat dirasa lebih murah dan praktis bila dibandingkan dengan meningkatkan produksi beras guna mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.