Kelompok
6 Tugas Teori ekonomi 1
Anggota : 1. Asteria Elanda K. (21211267)
2. Dennis Mahardika
(21211849)
3. Khairiyah (28211538)
4. Nur Syaima A.
(28211565)
1.
TEMA :
ASEAN CHINA FREE TRADE AGREEMENT
PENGARANG :
Tulus Tambunan Kadin Indonesia-Jetro
TAHUN :
2005
2.
JUDUL :
Apakah ASEAN masih relevan di era ACFTA ?
3.
Latar
Belakang
Pertumbuhan ekonomi China cukup cepat dan
pesat, hal ini terbukti ketika China tidak terpengaruh dan tetap mengalami
pertumbuhan saat adanya krisis keuangan yang melanda Asia. Kebangkitan Cina
sebagai kekuatan industri global dan sebagai kekuatan ekonomi regional di Asia
telah menjadi perdebatan akademis populer.
Awalnya kehebatan China dianggap sebagai
ancaman, namun karena terbentuknya ASEAN-CHINA FTA 2010, perekonomian China
dianggap sebuah kesempatan untuk memajukan ekonomi ASEAN.
Namun
pembentukan ASEAN-China FTA pada kenyataannya bukan bertujuan menciptakan
perdagangan. Negara anggota ASEAN secara
individu justru lebih banyak berdagang dengan China. Sehingga menimbulkan
pertanyaan yang penting apakah masih relevan hubungan ASEAN dengan china FTA,
jika dalam perdagangan antar negara terjadi biaya intra-trade. makalah ini
bertujuan untuk menilai implikasi dari "ASEAN-China FTA" ASEAN untuk
intra-trade, dan tantangan dan peluang yang akan ASEAN hadapi. Selain itu
makalah ini juga akan menyelidiki apakah ASEAN dan China lebih kompetitif atau
melengkapi satu sama lain.
4.
Rumusan
Masalah
1.Apakah keberadaan ASEAN masih relevan
dengan pembentukan ACFTA ?
2.Apakah pembentukan ACFTA merupakan
ancaman atau peluang bagi ASEAN ?
3.Apakah ASEAN
dan China lebih kompetitif atau melengkapi satu sama lain ?
5.
Metodologi
Dalam penyusunan jurnal ini penulis
menggunakan metode pustaka, artikel koran, serta pencarian situs website.
Variabel :
a.
Perdagangan
Internal dan Eksternal
b.
Mitra
Dagang
c.
Kemungkinan
Pengalihan Perdagangan dari ASEAN ke China
6.
Hasil
Analisis
Baik untuk ekspor
dan impor, pertumbuhan rata-rata di luar perdagangan jauh lebih tinggi
dibanding intra-trade. Sejak krisis 1997/98 , ASEAN telah memperoleh surplus
perdagangan ekstra yang lebih besar daripada surplus perdagangan intra-nya.Dari
sisi ekspor, seluruh dunia (tentu termasuk China) merupakan sumber yang paling
penting bagi pertumbuhan ekspor dari ASEAN, dan dari sisi impor, sebagian besar
produk yang dibutuhkan oleh konsumen dan produsen ASEAN disediakan oleh seluruh
dunia. Hambatan untuk mengembangkan intra trade adalah mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produk yang sama.
Pertama, Cina bukanlah
pasar utama untuk ekspor ASEAN, meskipun selama periode itu saham Chinameningkat
pesat dalam ekspor ASEAN .
Kedua, ASEAN mengimpor
lebih banyak daripada ekspor ke China.Ketiga, Kinerja perdagangan ASEAN dengan Cina
bervariasi antara negara-negara anggota, sehingga implikasi dari ASEAN-China
FTA juga akan bervariasi di antara negara-negara anggota.
Keberadaan ASEAN
ternyata tidak relevan lagi jika pembentukan ASEAN – CHINA FTA menciptakan
peralihan perdagangan (Trade Division) dari ASEAN terhadap China,
seharusnya pembentukan ACFTA menciptakan perdagangan (Trade Creation).
TD merupakan efek
negatif sedangkan TC adalah efek positif dari pembentukan ACFTA.
Contoh Kasus:
Indonesia memiliki barang X yang
ingin di ekspor ke Malaysia tapi harga barang X tersebut labih tinnggi
dibandingkan dengan produk yang sama dengan buatan China, karena Indonesia
kurang efisien dalam memproduksi barang X sehingga menyebabkan barang X
tersebut digantikan oleh barang yang sama dari China. Dalam hal ini Indonesia
mengalami TD.
Tidak diragukan lagi
ASEAN sebagai kelompok atau anggota individu akan menghadapi tantangan dan
peluang dari pembentukan ACFTA.
Tantangan :
Dari sisi impor ASEAN, tantangan serius yang dihadapi negara-negara anggota
individu adalah persaingan antara produk dalam negeri dengan produk impor dari
China.
Satu hal yang pasti, individu
anggota ASEAN akan menghadapi tekanan kompetitif yang kuat terutama dari China.
Sejak berdirinya ASEAN, pertumbuhan ekstra-perdagangan selalu lebih tinggi
dari pertumbuhan intra trade-nya, yang mungkin disebabkan oleh setidaknya empat
(4) faktor utama: (1) negara-negara anggota yang paling banyak diproduksi atau
khusus dalam produksi barang-barang sejenis; (2) keunggulan komparatif yang
tidak begitu berbeda antara negara-negara anggota, (3) fasilitas insentif
kurang perdagangan seperti kredit ekspor disediakan antara negara-negara
anggota ASEAN di intra-trade, (4) dan pasar ASEAN tidak bisa memenuhi
permintaan negara-negara anggota individu untuk kedua barang konsumen dan
produsen, sehingga setiap negara anggota sangat bergantung pada impor.
Peluang :
Dari sisi ekspor
ASEAN, Cina dengan lebih dari satu miliar orang dan peningkatan pendapatan per
kapita tentu peluang pasar yang besar bagi ASEAN. Seperti ditunjukkan dalam
tulisan ini, meskipun ASEAN belum berada di peringkat pertama dari mitra dagang
paling penting dari Cina, perdagangan antara China dan daerah ini terus
meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar