Perubahan
suku bunga BI Rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga
aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan
obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada
gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti
konsumsi dan investasi.
Gambar
diatas menggambarkan pengaruh tingkat suku bunga terhadap keputusan untuk
meminjam, dari sisi individu dan perusahaan.
1.
Dari
segi Individu, keputusan untuk meminjam dapat berupa kredit atau loans(hutang
jangka panjang). Pinjaman tersebut ,kemudian digunakan masyarakat atau individu
sebagai konsumsi. Contohnya konsumsi untuk membeli rumah, tanah, dan mobil.
2.
Dari
segi Perusahaan, tingkat suku bunga mempengaruhi keputusan perusahaan untuk
membuat pinjaman baru (New Loans), atau menambah pinjaman lama (Existing
Loans). Apabila mereka memutuskan untuk membuat pinjaman baru mereka akan menggunakan untuk investasi. Jika
memutuskan untuk menambah pinjaman lama , pinjaman tersebut akan digunakan
untuk menutup kekurangan biaya, menambah keuntungan dan memberikannya ke
pegawai, dan pegawai menggunakan untuk konsumsi.
Perusahaan pada dasarnya memiliki dua
pilihan dalam meminjam uang dengan memperhatikan tingkat suku bunga :
a. Bank
Jika
perusahaan meminjam uang ke Bank maka wajib membayar bunga
b. Pasar Modal
Perusahaan ke
pasar modal untuk mencari dan dengan menjual saham & obligasi serta
mendapatkan dividen& diskonto
Transmisi Suku Bunga Mekanisme 2
Jika
i = turun
1. Pada
bagan diatas dapat disimpulkan jika tingkat suku bunga
pada pasar modal akan mempengaruhisuku bunga pada mortgages
(Hipotek), yaitu pinjaman dalam jangka
panjang dan memiliki asset yang dijadikan jaminan, sehingga setiap penurunan pada
tingkat suku bunga maka masyarakat akan menambah pinjaman hipotek sehingga akan
mengurangi pada pendapatan yang siap
dibelanjakan, sebagai contoh pada saat
pengkreditan rumah KPR, karena seseorang melakukan modalnya untuk kegiatan
pengkreditan maka uang yang digunakan untuk konsumsi akan berkurang ditambah
dengan property equity yang digunakan untuk kegiatan properti yang juga akan mengurangi
jatah konsumsi.
2. Untuk
pinjaman hipotek baru,ketika suku bunga meningkat maka tingkat permintaan pada
kredit rumah KPR akan menurun sehingga masyarakat akan mengalokasikan dana yang
diperoleh untuk memperoleh berbagaikegiatan investasi seperti membeli saham dalam bentuk asset financial dengan membeli sekuritas
yang berpendapatan tetap, obligasi, menerbitkan wesel, deposito, membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Jika
i = naik
1. Apabila
tingkat suku bunga hipotek dan pinjaman tinggi maka masyarakat cenderung
mencegah pinjaman untuk membiayai konsumsi bahkan untuk mereka yang tidak
memiliki hutang, suku bunga yang lebih tinggi dapat memnbuat mereka lebih
tertarik untuk menabung di bank. Pada dasarnya kenaikan suku bunga (untuk
ekspektasi inflasi yang diberikan) mendorong penudaan konsumsi, dengan
meningkatkan jumlah konsumsi masa depan yang dapat dicapai dengan mengorbankan
jumlah konsumsi saat inidengan cara menabungkan ataupun mendepositokan uangnya
dengan harapan mandapatkan perolehan bunga yang besar dari modal yang ditabung.
Suku bunga dan nilai mata uang
sangat memiliki korelasi yang tinggi. Dengan mengatur suku bunga, bank sentral
mencoba mengatur pengaruh dari nilai mata uang, dan perubahan suku bunga akan
berimbas pada nilai mata uang.
Suku bunga yang lebih tinggi menawarkan
para kreditur dalam ekonomi sebuah imbal hasil yang lebih tinggi relatif
terhadap negara lain. Karena itu, suku bunga yang lebih tinggi akan menarik modal asing dan menyebabkan
nilai mata uang akan meningkat. Imbas dari suku bunga yang lebih tinggi akan
berkurang jika inflasi sebuah negara lebih tinggi dibanding dengan negara lain,
atau jika faktor tambahan menarik turun nilai mata uang. Dan begitu juga dalam
kondisi sebaliknya, yang karena itu suku bunga lebih rendah cenderung
menurunkan nilai mata uang.
Apabila nilai mata uang mengalami peningkatan,
maka negara lain akan menurunkan tingkat ekspornya karena harga barang ekspor
tersebut menjadi murah di dalam negaranya sendiri, sehingga negara tersebut menurunkan
aktivitas impornya. Karena terjadinya penurunan tingkat impor tersebut, maka
masyarakat yang berperan sebagai
konsumen lebih menginginkan barang impor tersebut karena sudah menjadi barang
langka, sehingga tingkat permintaan akan barang impor tersebut mengalami
peningkatan.
Meningkatnya nilai mata uang tersebut juga
menyebabkan tingkat ekspor naik karena harga jual di negara lain menjadi lebih
tinggi dan devisa yang diterima menjadi lebih banyak. Namun lama-kelamaan, negara
yang menerima ekspor akan mengalami penurunan nilai mata uangnya sendiri,
sehingga tingkat permintaan akan barang ekspor tersebut mengalami penurunan.
Sebaliknya, apabila nilai mata uang mengalami
penurunan, maka negara lain akan meningkatkan tingkat ekspornya karena harga
barang tersebut cenderung akan menjadi mahal di dalam negaranya sendiri,
sehingga negara tersebut meningkatkan aktivitas impornya. Karena terjadinya
peningkatan tingkat impor tersebut, maka masyarakat atau konsumen cenderung
akan berubah selera ke barang lain,sehingga tingkat permintaan akan barang impor
tersebut mengalami penurunan.
Menurunnya nilai mata uang tersebut juga
menyebabkan tingkat ekspor turun karena harga jual di negara lain cenderung
akan lebih rendah dan devisa yang didapat lebih sedikit atau tidak sama sekali.
Akibatnya, negara yang menerima ekspor
akan mengalami peningkatan nilai mata uangnya sendiri, sehingga tingkat
permintaan akan barang ekspor tersebut mengalami peningkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar